Formula UN Baru Berikan Keadilan Bagi Siswa-i
DPR menilai formula baru ujian nasional memberikan keadilan bagi siswa-siswi dibandingkan sistem ujian nasional yang lama.
"Formula baru jauh lebih adil dibandingkan sistem yang lama, sekarang ada 13 mata pelajaran yang menentukan selain mata pelajaran yang di ujian nasionalkan,"papar Wakil Ketua Komisi X DPR Rully Chairul Azwar selaku ketua rombongan kunjungan spesifik ke Kalimantan Selatan memantau pelaksanaan ujian nasional, Selasa, (19/4).
Rully menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas yang melakukan evaluasi pembelajaran siswa sekaligus menentukan kelulusan adalah satuan pendidikan bukan ujian nasional.
Hal tersebut, lanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan rasa adil bagi peserta didik dan lebih meningkatkan mutu kelulusan pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan pantauan dan dialog dengan siswa SMU Negeri 1 Banjarmasin, tambahnya, para siswa mengaku mata pelajaran matematika lebih sulit dari yang diperkirakan.
Karena itu, Rully mengharapkan nilai ujian para siswa tidak mendapatkan angka mati yang berakibat tidak lulus bagi mereka. "semoga saja para siswa tidak mendapatkan angka dibawah empat kalau dapat angka ini tentu tidak akan lulus,"jelasnya.
Para siswa/i, harap Rully, seharusnya lebih mempersiapkan dirinya dalam menghadapi ujian nasional. "semua tegantung kesiapan siswa dan guru,"paparnya.
Saat ini, semua mata pelajaran menentukan nilai akhir karena itu nilai ujian nasional yang terdiri enam mata pelajaran apabila jeblok tidak dibawah angka empat masih bisa terbantu oleh nilai di sekolah.
Alasan memilih SMU Negeri 1 Banjarmasin yang bertaraf Internasional, jelas Rully, DPR memiliki fungsi pengawasan yang bertujuan ingin mengetahui jalannya penyelenggaraan UN di Kalsel, dan ingin melihat apakah masih ada kecurangan-kecurangan di sekolah. "karena meskipun sekolah bertaraf internasional bisa saja terjadi kasus kecurangan, ini yang ingin kita gali,"tandasnya.
Selain itu, DPR ingin melihat apakah dari pembagian soal ujian nasional berjalan lancar dan tidak semrawut seperti ujian tahun lalu.
Rully menjelaskan, yang perlu diperhatikan oleh semua pihak yaitu mengenai pengisian dan penulisan data dan nomor paket soal yang diisi oleh siswa. "Yang bahaya murid tidak diberitahu mereka dikasih paket A tetapi mereka menulis B maka nilainya bisa nol yang berakibat tidak lulus,"tambahnya. (si)